Widget HTML Atas

Widget HTML Produk

Widget HTML Jasa

banner

Magazine

Fashion

Natural

Feature

Video News

Diperkirakan ekonomi China mungkin akan mengalami penurunan 0.3% di kuartal pertama 2020 (Image: teller report)

Dampak virus Corona terhadap ekonomi China sebagai Motor penggerak perekonomian dunia. Pada tahun 2020, volume angkutan penumpang dari penerbangan sipil di hari raya Imlek atau lebih dikenal sebagai Festival Musim Semi akan mencapai rekor tertinggi. Diperkirakan akan mencapai 79 juta penumpang untuk hari libur 7 hari. Meningkat sekitar 8,4% tahun-ke-tahun. Selama jam sibuk, rata-rata volume penerbangan yang dijamin dari penerbangan sipil melebihi 16.000 kali penerbangan sehari.

Sejak meletusnya wabah pneumonia yang diakibatkan oleh virus Corona sebulan ini, berdampak langsung terhadap ekonomi Tiongkok di awal tahun 2020.

Dampak virus Corona terhadap ekonomi China

Di satu sisi, transportasi, pariwisata, dan katering telah mengalami dampak langsung dan parah. Mereka hampir lumpuh dan setengah lumpuh untuk sementara waktu. Karena liburan yang berkepanjangan, kecuali untuk perusahaan yang terkait dengan epidemi, perusahaan tradisional lain yang tidak berkaitan dengan pekerjaan Internet akan mengalami pukulan yang parah dan serius.

Di sisi lain, karena setiap warga terpaksa harus berdiam dirumah, sehingga muncul dan membawa peluang besar bagi bisnis di sektor distribusi makanan segar dan hiburan online. Namun secara keseluruhan, dampak negatif lebih besar daripada peluang.

Jika situasi epidemi dapat sepenuhnya terkontrol sebelum 1 Mei 2020, dampak terhadap PDB Tiongkok pada tahun 2020 berkisar 0,3% -0,5%. Bisnis Distribusi tanpa awak akan memperoleh peluang terbesar seperti Drone atau mobil Otonom.

Dalam mencegah meluasnya wabah, isolasi adalah cara paling efektif. Misalnya, Pada tahun 2003, SARS membawa kebangkitan e-commerce. Sejarah Dunia selalu serupa. Takeaway dan e-commerce saat ini sudah menjadi model bisnis paling matang di Tiongkok. Arti isolasi bukan untuk menumbuhkan kebiasaan memesan secara online, tetapi untuk mempromosikan perubahan model distribusi offline. Yang memang telah kita jalani beberapa tahun lalu.

Sebenarnya, Pada awal 2013, Amazon pernah mengusulkan rencana pengiriman lewat drone. Pengiriman drone “Prime Air” yang dikembangkannya 3 tahun kemudian telah berhasil mengirimkan pesanan pertama.

Sementara Di Cina, banyak perusahaan raksasa seperti Suning dan Meituan juga telah berfokus pada bidang distribusi tak berawak. Tentu saja, dalam operasi aktual, distribusi tanpa awak masih dalam tahap eksplorasi seperti didaerah pedesaan. Berhubung keamanan serta aplikasinya Masih ada banyak masalah yang belum teratasi. Hukum dan peraturan yang relevan masih belum cukup memadai. Sehingga efek skala masih belum terbentuk. Demikian pula halnya di Amerika.

Tentu saja, Epidemi virus Corona ini dapat memberikan peluang yang sangat baik bagi sektor bisnis distribusi tanpa awak nantinya.

Pernah ada sayembara dan tantangan yang sangat populer puluhan tahun yang lalu di Tiongkok. Seandainya, Anda harus berdiam diri dalam rumah dengan suhu dan lingkungan yang nyaman, makanan yang enak dan berkecukupan, disertai ponsel dan WIFI yang cepat. Tetapi prasyaratnya, Anda tidak boleh keluar rumah. Seberapa lama Anda bisa bertahan diam dirumah?

“Sekarang, adalah saatnya Anda mempraktekkannya sendiri.”

Di dalam situasi Kebosanan seperti ini, permintaan untuk Ponsel Gaming menjadi pilihan utama. Data survei IFC Securities menunjukkan epidemi selama Masa Imlek tahun 2020, permintaan terhadap “Mobile Gaming” memecahkan rekor terbaik dalam sejarah China. Diantaranya, gaming seperti MOBA王者荣耀Honor of Kings. Telah mencapai jam pengguna Dan Daily Active Users naik secara signifikan. Dan tentu saja, operator game dibelakangnya, Tencent cuan banyak uang di masa krisis ini.

Dalam epidemi pneumonia yang terinfeksi oleh virus Corona, tampaknya kebutuhan mental manusia belum terpenuhi. Memungkinkan dan menjadi awal dari transformasi model bisnis baru “industri hiburan pan” China. Misalnya, Film “囧妈Jiong Ma” yang semula diprediksi sebagai film andalan Bioskop selama Imlek. Tetapi, sejak pemerintah Tiongkok menutup semua operasi Bioskop sejak tgl 25 Januari, Film tersebut memilih untuk disiarkan di internet platform pertama kalinya. Dan gratis pada hari Pertama Imlek.

Virus Corona telah “mengarahkan Orang Tiongkok dari tempat publik ke komunitas di internet.” Dan komunitas internet telah menjadi titik kontak penjualan yang terpusat. Tentu saja, dengan nilai komersial yang ikut meningkat.

Pada awalnya, penjualan komunitas internet menghadapi banyak hambatan. Terutama masalah Pendidikan untuk mengubah kebiasaaan para pengguna dalam e-commerce makanan segar, convenient store dll. Namun, meletusnya virus corona telah memberikan peluang baru untuk pengembangan e-commerce baru dan toko serba ada dengan cepat.

Orang-orang tidak perlu ke pasar tradisional untuk membeli ikan, sayuran segar, tahu dan sebagainya. Sehingga, mengurangi kemungkinan tertularnya penyakit pneumonia ini.

Epidemi secara tidak langsung “mengurung” semua orang untuk berdiam di rumah. Mengunci perhatian semua orang ke layar TV dan ponsel. Pemasaran offline menurun secara drastis. Iklan TV mulai mendapat perhatian lagi. Demikian pula halnya dengan pemasaran sosial dengan koneksi emosional.

Struktur ekonomi Cina pada tahun 2003 adalah, tingkat kontribusi industri primer sekitar 3,1%. Tingkat kontribusi industri sekunder 57,9%. Dan tingkat kontribusi industri tersier adalah 39%.

Pada saat itu, industri sekunder memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi. SARS telah memukul industri tersier dengan serius. Industri sekunder relatif kurang terpengaruh. Oleh karena itu, PDB Tiongkok masih mempertahankan pertumbuhan cepat 9%.

Struktur ekonomi Tiongkok pada tahun 2019 adalah, tingkat kontribusi industri primer 3,8%. Tingkat kontribusi industri sekunder 36,8%. Tingkat kontribusi industri tersier adalah 59,4%.

Sebaliknya, Industri tersier telah menjadi industri terkemuka saat ini. Dampak epidemi yang menghancurkan industri tersier akan tercermin dalam PDB secara intuitif.

Berdasarkan situasi sekarang, diperkirakan secara konservatif tingkat pertumbuhan pada kuartal pertama 2020 akan berkurang dari 6% menjadi 3%. Karena ekonomi Tiongkok  dalam 30 tahun terakhir, mengalami tekanan terbesar dan juga saat transisi ekonomi paling rapuh. Terjadinya wabah pada waktu sekarang, seolah-olah Ada penembak jitu yang langsung membidik dan menembak ke jantung hati China. Sehingga, memaksimalkan kerusakan.

Selama Imlek di tahun 2019, box office film domestik China mencapai 5,905 miliar yuan atau sekitar 870 miliar dolar. 9,2% dari box office tahunan. Sebenarnya, Dalam jadwal Imlek 2020, akan ada banyak kompetisi film bagus. Total box office khusus Imlek 2020 diperkirakan akan mencapai 7 miliar yuan, menempati 10% dari box office tahunan 2020.

Namun, Semua film dibioskop ditarik dari peredaran sejak tanggal 25 januari. 7 miliar box office akan sia-sia tanpa hasil. Selama epidemi virus Corona belum berakhir, pasar film tidak dapat dipulihkan. Kerugian keseluruhan diperkirakan melebihi 10 miliar yuan. Atau sekitar 1.5 Miliar dolar.

Dalam Imlek 2019, jumlah turis di seluruh Tiongkok mencapai 415 juta. Meningkat 7,6% YoY. Pendapatan pariwisata mencapai 513,9 miliar yuan. Meningkat 8,2% YoY. Seandainya epidemi ini tidak muncul, liburan Imlek pada tahun 2020 akan membawa pertumbuhan yang cepat sebesar 8%. Namun munculnya Corona, kerugian ekonomi langsung akan melebihi 500 miliar yuan di sektor ini.

Sampai Detik ini, pengontrolan mobilisasi individu sangatlah ketat. Jauh lebih ketat daripada SARS pada tahun 2003. Semua orang hanya bisa berdiam di rumah. Akibatnya, Keinginan konsumsi masyarakat mengalami keterbatasan.

Memang Awalnya, pasar ritel konsumen China telah menghadapi penurunan pertumbuhan dengan volume yang cukup besar. Apalagi dengan munculnya epidemi yang datang tiba-tiba, menyebabkan total penjualan ritel seluruh masyarakat juga akan menurun secara signifikan pada kuartal pertama tahun 2020. Bisa dibayangkan, dampak virus corona terhadap ekonomi China terutama di kuartal pertama akan sangat jelas.

Menurut statistik Pada kuartal pertama 2019, total penjualan ritel barang-barang konsumsi mencapai 977,9 miliar yuan. Peningkatan nominal 8,3% YoY. Awalnya diharapkan memiliki tingkat pertumbuhan hanya 7% pada kuartal pertama 2020. Dengan total penjualan ritel sosial pada kuartal pertama mencapai 10,4 triliun yuan.

Dibandingkan Dengan dampak SARS pada pasar ritel ditahun 2003, bila dihitung dengan penurunan 5%, jika total tingkat pertumbuhan ritel sosial pada tahun 2020 hanya 2%, kerugian ekonomi langsung akan mencapai hampir 500 miliar yuan.

Dengan kata lain, kerugian ekonomi langsung atau Dampak virus Corona terhadap ekonomi China dalam pasar film, pasar pariwisata, dan pasar ritel akan melebihi 1 triliun yuan. Sekitar 150 miliar dolar.

Dampak virus Corona terhadap ekonomi China tahun 2020 sebenarnya, dapat dirujuk kembali pada epidemi SARS di tahun 2003. Pada dasarnya serupa misalnya industri transportasi, menanggung beban dan kerugian terbesar. Industri pariwisata mengalami pembekuan pada kuartal pertama. Tidak optimis pada kuartal kedua. Diperkirakan akan ada rebound kompensasi pada musim panas nantinya. Konsumsi keseluruhan barang dan jasa akan tertekan, dan ritel tradisional maupun katering akan mengalami kerugian langsung dan paling parah.

Industri padat karya juga akan terpengaruh. Industri manufaktur tradisional terpengaruh oleh “kota-kota yang ditutup”. Sementara, sektor infrastruktur dan real estat akan mengalami keterlambatan proyek. Situasi di sektor ekspor mungkin lebih baik daripada setelah SARS. Karena akan relatif lebih sedikit dipengaruhi oleh karantina asing.

Situasi epidemi akan berdampak positif pada industri farmasi. Terutama pengembangan obat anti-virus baru dan pengembangan vaksin. Namun, pertanyaannya apakah kemampuan teknologi industri terkait Tiongkok dapat menyamai peluang. Pasar farmasi yang lebih terbuka akan memimpin persaingan di bidang terkait dengan persaingan di industri farmasi global. Dalam hal ini, Perusahaan Amerika dan Jerman memiliki keunggulan yang lebih jelas.

Bila Dibandingkan dengan SARS, dampak virus Corona terhadap ekonomi China memiliki beberapa karakteristik khusus:

Pertama, ekonomi Tiongkok sedang dalam fase kenaikan yang cepat pada tahun 2003. Sehingga, kemampuannya untuk pulih lebih kuat. Namun Saat ini, situasi UMKM cukup mengkhawatirkan. Apakah mereka dapat menahan pukulan epidemi masih perlu diperhatikan.

Kedua, SARS saat itu hanya terkonsentrasi di beberapa kota pusat. Akan tetapi epidemi virus Corona sekarang lebih luas. Kebatasan untuk “in and out” di banyak kota, termasuk perpanjangan liburan Imlek adalah biaya sosial langsung. Beberapa konsekuensinya mungkin tidak terlihat jelas sekarang. Namun, yang pasti adalah tekanan keuangan pemerintah sangatlah besar.

__________
Tulisan di artificialintelligenceindonesia.com oleh Ricky Suwarno.
 FH UNS kini Ikatan Alumni FH UNS Lawan Pandemi Covid-19

Paguyuban Hakim Alumni FH UNS kini Ikatan Alumni FH UNS juga melakukan penggalangan dana kemanusiaan untuk melawan pandemi Covid-19.

Pengurus IKA FH UNS Djoeyamto mengatakan pengumpulan donasi ini dilakukan untuk memenuhi APD para tenaga medis yang masih kekurangan saat ini.

“Aksi ini merupakan langkah nyata membantu pemerintah dalam semangat kegotong-royongan,” ujar Hakim PN Jakarta Utara tersebut.

Menurutnya IKA FH UNS di bawah komando ketum Prof. Zudan Arief Fakrullah yang juga Dirjen Dukcapil Kemendagri merasa terpanggil untuk berperan nyata bersama menggalang donasi untuk melawan Covid-19.

“Kami memanggil para alumni FH UNS untuk bersama-sama membantu dan bergotong-royong melawan pandemi Covid-19,khususnya membantu para tenaga medis kita yang menjadi garda depan,” himbau Djoe.

Donasi dapat disalurkan melalui rekening BNI 7017777444 atas nama IKA FH UNS. Konfirmasi donasi kepada Noor Saptanti.
Penyakit COVID-19 yang disebabkan coronavirus jenis baru semakin menjadi-jadi. Menurut data terakhir yang dipublikasikan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, pada hari Jumat, 20 Maret 2020 sudah lebih dari 350 orang yang positif terinfeksi virus Corona di Indonesia.
Ada 17 pasien yang berhasil sembuh, namun 32 di antaranya tak terselamatkan. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang terjangkit virus Corona dengan persentase kematian tertinggi.
Memburuknya wabah virus Corona mengharuskan pemerintah mengambil sikap. Baru-baru ini, presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, menyarankan setiap individu untuk menerapkan social distancing guna menghadapi pandemi COVID-19. Lalu, apa yang dimaksud social distancing?


Apa Itu Social Distancing?


Social distancing merupakan salah satu langkah pencegahan dan pengendalian infeksi virus Corona dengan menganjurkan orang sehat untuk membatasi kunjungan ke tempat ramai dan kontak langsung dengan orang lain.
Ketika menerapkan social distancing, seseorang tidak diperkenankan untuk berjabat tangan serta menjaga jarak setidaknya 1 meter saat berinteraksi dengan orang lain, terutama dengan orang yang sedang sakit atau berisiko tinggi menderita COVID-19.
Selain itu, ada beberapa contoh penerapan social distancing yang umum dilakukan, yaitu:
  • Bekerja dari rumah (work from home)
  • Belajar di rumah secara online bagi siswa sekolah dan mahasiswa
  • Menunda pertemuan atau acara yang dihadiri orang banyak, seperti konferensi, seminar, dan rapat, atau melakukannya secara online lewat konferensi video atau teleconference
  • Tidak mengunjungi orang yang sedang sakit, melainkan cukup melalui telepon atau video call

Social Distancing Berbeda dengan Self-Quarantine dan Self-Isolation

Selain social distancing, ada pula istilah lain yang berkaitan dengan upaya pencegahan infeksi COVID-19, yaitu self-quarantine dan self-isolation. Berikut adalah penjelasannya:

Self-quarantine

Self-quarantine ditujukan kepada orang yang berisiko tinggi terinfeksi virus Corona, misalnya pernah kontak dengan penderita COVID-19, tetapi belum menunjukkan gejala.
Orang yang menjalani self-quarantine harus mengarantinakan diri sendiri dengan tetap berada di rumah selama 14 hari.
Dalam masa ini, orang yang menjalani self-quarantine diminta untuk tidak menerima tamu, tidak berbagi penggunaan alat makan dan alat-alat pribadi dengan orang lain, menjaga jarak setidaknya 1 meter dengan orang yang tinggal serumah, mengenakan masker saat berinteraksi dengan orang lain, serta selalu menjaga kebersihan diri dan sering mencuci tangan.

Self-isolation

Self-isolation diberlakukan pada orang yang sudah terbukti positif menderita penyakit COVID-19. Biasanya, self-isolation merupakan upaya penanganan alternatif ketika rumah sakit tidak mampu lagi menampung pasien COVID-19. Menerapkan self-isolation tidak bisa sembarangan dan harus dengan arahan dokter.
Dalam prosesnya, penderita COVID-19 harus mengisolasi dirinya sendiri di ruangan atau kamar khusus di rumah dan tidak diperkenankan keluar agar tidak menularkan virus Corona kepada orang lain.
Siapa pun yang ingin berinteraksi langsung dengan penderita hanya diperkenankan selama 15 menit dan harus mengenakan masker atau alat pelindung diri, serta menjaga jarak sejauh 1 meter.
Barang yang digunakan penderita, mulai dari sikat gigi hingga tempat makan, harus dibedakan dengan barang yang digunakan oleh orang lain yang tinggal serumah dengannya. Penderita pun wajib untuk selalu mengenakan masker, terutama saat berinteraksi dengan orang lain.

Persiapan untuk Melakukan Social Distancing

Ada beberapa hal yang perlu Anda persiapkan sebelum menjalani social distancing atau pembatasan sosial, yaitu:

1. Merencanakan kegiatan
Anda mungkin sudah terbiasa beraktivitas, misalnya belanja, tanpa perlu khawatir ramai atau tidaknya tempat yang Anda kunjungi. Namun, di masa pembatasan sosial ini, hal tersebut harus direncanakan ulang. Pasalnya, berkunjung ke tempat ramai akan meningkatkan risiko Anda terjangkit virus Corona.
Jika Anda memang harus datang ke tempat umum, pilihlah waktu berkunjung di luar jam sibuk. Misalnya, ketika Anda ingin membeli kebutuhan rumah di pusat perbelanjaan, datanglah di siang hari pada hari biasa dan bukan di akhir pekan.

2. Menyediakan obat-obatan yang diperlukan

Jika Anda menderita penyakit tertentu dan sedang menjalani pengobatan, pastikan Anda memiliki persediaan obat yang biasa Anda gunakan. Bila perlu, pasok obat-obatan lain juga, misalnya paracetamol untuk meredakan nyeri dan demam. Hal ini perlu dilakukan agar Anda tidak perlu pergi ke rumah sakit atau ke apotik jika obat tersebut habis.

3. Memenuhi kebutuhan harian

Persiapkan stok makanan, sabun, disinfektan, dan kebutuhan sehari-hari lainnya dalam jumlah yang secukupnya. Hindari punic buying atau membeli barang secara berlebihan. Jika Anda dan anggota keluarga Anda sehat, tidak perlu menyiapkan stok masker.
Saat membeli makanan, pilih dan konsumsilah makanan bergizi seimbang yang dapat memperkuat daya tahan tubuh, seperti buah-buahan dan sayuran, kemudian simpan makanan yang sudah Anda beli di dalam wadah yang bersih dan letakkan di kulkas.

4. Mempersiapkan akses internet

Jika Anda harus belajar atau bekerja dari rumah, akses internet tentu merupakan hal penting yang perlu Anda persiapkan. Agar proses belajar atau bekerja tetap lancar, sediakanlah Wi-Fi atau kuota internet yang cukup dan memiliki kecepatan yang stabil.
Selain untuk membantu Anda belajar atau bekerja, internet juga bisa Anda manfaatkan untuk mencari informasi terbaru perihal situasi wabah virus Corona atau menjalankan aplikasi online untuk keperluan sehari-hari.
Social distancing mungkin akan menyebabkan aktivitas Anda terganggu. Namun, cara ini cukup efektif untuk mencegah penyebaran virus Corona yang kini sedang mewabah.
Jika Anda berisiko tinggi tertular virus Corona dan mengalami demam yang disertai gejala pernapasan, seperti batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan sesak napas, segeralah temui dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Untuk mengetahui seberapa besar kemungkinan Anda telah terinfeksi virus corona, cobalah fitur cek risiko virus Corona yang disediakan secara gratis oleh Alodokter. Bila masih ragu, Anda bisa chat langsung dengan dokter di aplikasi Alodokter, sekaligus membuat janji konsultasi dengan dokter di rumah sakit bila memang diperlukan.
Kesadaran Anda dalam menjaga kebersihan dan menjalankan upaya pencegahan virus Corona memiliki peran yang sangat besar dalam mengatasi wabah COVID-19. Mulailah menerapkan social distancing dari sekarang demi melindungi diri Anda, keluarga, dan orang lain.

__________
Tulisan ini bersumber dari : Alodokter.com